Seorangmuslim tidak bersumpah kecuali dengan nama Allah dan tidak bersumpah kecuali jika isinya benar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: مَنْ كَانَ حَالِفًا فَلْيَحْلِفْ بِاللَّهِ أَوْ لِيَصْمُتْ. “Barang siapa yang bersumpah, maka bersumpahlah dengan nama Allah atau diam
Al-Qur’an mengakui secara tegas bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak yang sangat agung. Bahkan dapat dikatakan bahwa pertimbangan konsideran pengangkatan beliau sebagai Nabi adalah keluhuran budi pekertinya. Hal ini dipahami dari wahyu ketiga yang antara lain menyatakan bahwa وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ "Sesungguhnya engkau Muhammad berada di atas akhlak yang agung." QS Al-Qalam [68] 4. Kata "di atas" menurut ulama ahli tafsir Muhammad Quraish Shihab 2000 mempunyai makna yang sangat dalam, melebihi kata lain, misalnya, pada tahap atau dalam keadaan akhlak mulia. Al-Qur’an surat Al-An'am ayat 90 menyebutkan dalam rangkaian ayat-ayatnya 18 nama Nabi/Rasul. Setelah kedelapan belas nama disebut, Allah berpesan kepada Nabi Muhammad SAW "Mereka itulah yang telah memperoleh petunjuk dari Allah, maka hendaknya kamu meneladani petunjuk yang mereka peroleh." أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۖ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ ۗ قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا ۖ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرَىٰ لِلْعَالَمِينَ “Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan Al-Quran". Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.” QS Al-An’am 90 Ulama-ulama tafsir menyatakan bahwa Nabi Saw. Pasti memperhatikan benar pesan ini. Hal itu terbukti antara lain, ketika salah seorang pengikutnya mengecam kebijaksanaan beliau saat membagi harta rampasan perang, beliau menahan amarahnya dan menyabarkan diri dengan berkata "Semoga Allah merahmati Musa as. Dia telah diganggu melebihi gangguan yang kualami ini, dan dia bersabar maka aku lebih wajar bersabar daripada Musa as.." Karena itu pula sebagian ulama tafsir menyimpulkan, bahwa pastilah Nabi Muhammad SAW telah meneladani sifat-sifat terpuji para nabi sebelum beliau. Nabi Nuh dikenal sebagai seorang yang gigih dan tabah dalam berdakwah. Nabi Ibrahim dikenal sebagai seorang yang amat pemurah serta amat tekun bermujahadah mendekatkan diri kepada Allah. Nabi Daud dikenal sebagai nabi yang amat menonjolkan rasa syukur serta penghargaannya terhadap nikmat Allah. Nabi Zakaria Yahya dan Isa adalah nabi-nabi yang berupaya menghindari kenikmatan dunia demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. Nabi Yusuf terkenal gagah, dan amat bersyukur dalam nikmat dan bersabar menahan cobaan. Nabi Yunus a. s. Diketahui sebagai nabi yang amat khusyuk ketika berdoa, Nabi Musa terbukti sebagai nabi yang berani dan memiliki ketegasan, Nabi Harun sebaliknya, adalah nabi yang penuh dengan kelemahlembutan. Demikian seterusnya, dan Nabi Muhammad Saw. meneladani semua keistimewaan mereka itu. Ada beberapa sifat Nabi Muhammad yang ditekankan oleh Al-Quran, antara lain لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ "Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu umat manusia, serta sangat menginginkan kebaikan untuk kamu semua, lagi amat tinggi belas kasihannya serta penyayang terhadap orang-orang mukmin." QS Al-Taubah [9] 128. Begitu besar perhatiannya kepada umat manusia, sehingga hampir-hampir saja ia mencelakakan diri demi mengajak mereka beriman baca QS Syu'ara [26] 3. Begitu luas rahmat dan kasih sayang yang dibawanya, sehingga menyentuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk-makhluk tak bernyawa. لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ أَلَّا يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ “Boleh jadi kamu Muhammad akan membinasakan dirimu, karena mereka tidak beriman.” QS Syu'ara [26] 3 Sebelum Eropa memperkenalkan Organisasi Pencinta Binatang, Nabi Muhammad telah mengajarkan, "Bertakwalah kepada Allah dalam perlakuanmu terhadap binatang-binatang, kendarailah dan makanlah dengan baik." "Seorang wanita terjerumus ke dalam neraka karena seekor kucing yang dikurungnya." "Seorang wanita yang bergelimang dosa diampuni Tuhan karena memberi minum seekor anjing yang kehausan." Rahmat dan kasih sayang yang dicurahkannya sampai pula pada benda-benda tak bernyawa. Susu, gelas, cermin, tikar, perisai, pedang, dan sebagainya, semuanya beliau beri nama, seakan-akan benda-benda tak bernyawa itu mempunyai kepribadian yang membutuhkan uluran tangan, rahmat, kasih sayang, dan persahabatan. Diakui bahwa Muhammad diperintahkan Allah untuk menegaskan bahwa, قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا "Katakanlah Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." QS Al-Kahf [18] 110 Beliau adalah manusia seperti manusia yang lain dalam naluri, fungsi fisik, dan kebutuhannya, tetapi bukan dalam sifat-sifat dan keagungannya, karena beliau mendapat bimbingan Tuhan dan kedudukan istimewa di sisi-Nya, sedang yang lain tidak demikian. Seperti halnya permata adalah jenis batu yang sama jenisnya dengan batu yang di jalan, tetapi ia memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh batu-batu lain. Dalam bahasa tafsir Al-Qur'an, "Yang sama dengan manusia lain adalah basyariyah bukan pada insaniyah." Perhatikan bunyi firman tadi basyarun mitslukum bukan insan mitslukum. Atas dasar sifat-sifat yang agung dan menyeluruh itu, Allah menjadikan beliau sebagai teladan yang baik sekaligus sebagai syahid pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا "Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasul teladan yang baik bagi yang mengharapkan ridha Allah dan ganjaran di hari kemudian dan dia banyak menyebut Allah." QS Al-Ahzab [33] 2l. Keteladanan tersebut dapat dilakukan oleh setiap manusia, karena beliau telah memiliki segala sifat terpuji yang dapat dimiliki oleh manusia. Dalam konteks ini, Abbas Al-Aqqad, seorang pakar Muslim kontemporer menguraikan bahwa manusia dapat diklasifikasikan ke dalam empat tipe seniman, pemikir, pekerta, dan yang tekun beribadah. Sejarah hidup Nabi Muhammad membuktikan bahwa beliau menghimpun dan mencapai puncak keempat macam manusia tersebut. Karya-karyanya, ibadahnya, seni bahasa yang dikuasainya, serta pemikiran-pemikirannya sungguh mengagumkan setiap orang yang bersikap objektif. Karena itu pula seorang Muslim akan kagum berganda kepada beliau, sekali pada saat memandangnya melalui kacamata ilmu dan kemanusiaan, dan kedua kali pada saat memandangnya dengan kacamata iman dan agama. Banyak fungsi yang ditetapkan Allah bagi Nabi Muhammad antara lain sebagai syahid pembawa berita gembira dan pemberi peringatan QS Al-Fath [48] 8, yang pada akhirnya bermuara pada penyebarluasan rahmat bagi alam semesta. Di sini fungsi beliau sebagai syahid/syahid akan dijelaskan agak mendalam. Demikian itulah Kami jadikan kamu umat pertengahan, agar kamu menjadi saksi terhadap manusia, dan agar Rasul Muhammad menjadi saksi terhadap kamu ... QS Al-Baqarah [2] 143 Kata syahid/syahid antara lain berarti "menyaksikan," baik dengan pandangan mata maupun dengan pandangan hati pengetahuan. Ayat itu menjelaskan keberadaan umat Islam pada posisi tengah, agar mereka tidak hanyut pada pengaruh kebendaan, tidak pula mengantarkannya membubung tinggi ke alam ruhani sehingga tidak berpijak lagi di bumi. Mereka berada di antara keduanya posisi tengah, sehingga mereka dapat menjadi saksi dalam arti patron/teladan dan skala kebenaran bagi umat-umat yang lain, sedangkan Rasulullah yang juga berkedudukan sebagai syahid saksi adalah patron dan teladan bagi umat Islam. Kendati ada juga yang berpendapat bahwa kata tersebut berarti bahwa Nabi Muhammad akan menjadi saksi di hari kemudian terhadap umatnya dan umat-umat terdahulu, seperti bunyi firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Nisa' 4 41 فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰؤُلَاءِ شَهِيدًا “Maka bagaimanakah halnya orang-orang kafir nanti apabila Kami menghadirkan seorang saksi dari tiap-tiap umat dan Kami hadirkan pula engkau hai Muhammad sebagai saksi atas mereka.” QS Al-Nisa, [4] 41. Tingkat syahadat persaksian hanya diraih oleh mereka yang menelusuri jalan lurus shirath al-mustaqim, sehingga mereka mampu menyaksikan yang tersirat di balik yang tersurat. Mereka yang menurut Ibnu Sina disebut "orang yang arif," mampu memandang rahasia Tuhan yang terbentang melalu qudrat-Nya. Tokoh dari segala saksi adalah Rasulullah SAW. Yang secara tegas di dalam ayat ini dinyatakan "diutus untuk menjadi syahid saksi." Editor Muchlsihon
Akhlakterhadap Allah. Sikap prilaku seorang hamba terhadap Allah sebagai khalik antara lain: Taat kepada perintah Allah Baik sangka kepada Allah; Akhlak kepada rasul. Yang dimaksud akhlak kepada rasul adalah sikap dan prilaku terhadap nabi Muhammad saw sebagai rasulullah, yang membawa ajaran islam dimuka bumi. Adapun sikap dan prilaku
Akhlak Terhadap Allah Dan Rasul "Tafsir Surat al-Hujurat Ayat 1-9" Abstract Tema utama surat al-Hujurat adalah mengenai akhlak, mulai dari akhlak terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya, akhlak terhadap diri sendiri, sampai akhlak kepada orang lain, baik yang Muslim maupun yang non Muslim. Pembahasan ini hanya dibatasi pada tuntunan akhlak terhadap Alah dan Rasulullah, sebagaimana yang tercantum dalam sembilan ayat pertama dari surat ini. Ayat pertama sebagai mukadimah meletakkan dasar dari semua nilai-nilai yang akan disampaikan dalam keseluruhan isi surat, yaitu jangan mendahului Allah dan Rasul-Nya dalam segala hal. Dalam konteks para sahabat, mereka tidak boleh memutuskan sesuatu, apalagi masalah ibadah, sebelum ada petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya.
KOMITMENDALAM BERISLAM. Oktober 15, 2020. Islam adalah sistem yang menyeluruh, yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan
Disamping akhlak kepada Allah Swt, sebagai muslim kita juga harus berakhlak kepada Rasulullah Saw, meskipun beliau sudah wafat dan kita tidak berjumpa dengannya, namun keimanan kita kepadanya membuat kita harus berakhlak baik kepadanya, sebagaimana keimanan kita kepada Allah Swt membuat kita harus berakhlak baik kepada-Nya. Meskipun demikian, akhlak baik kepada Rasul pada masa sekarang tidak bisa kita wujudkan dalam bentuk lahiriyah atau jasmaniyah secara langsung sebagaimana para sahabat telah melakukannya. 1. Ridha Dalam Beriman Kepada Rasul Iman kepada Rasul Saw merupakan salah satu bagian dari rukun iman. Keimanan akan terasa menjadi nikmat dan lezat manakala kita memiliki rasa ridha dalam keimanan sehingga membuktikan konsekuensi iman merupakan sesuatu yang menjadi kebutuhan. Karenanya membuktikan keimanan dengan amal yang shaleh merupakan bukan suatu beban yang memberatkan, begitulah memang bila sudah ridha. Ridha dalam beriman kepada Rasul inilah sesuatu yang harus kita nyatakan sebagaimana hadits Nabi Saw Aku ridha kepada Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I dan Ibnu Majah. 2. Mencintai dan Memuliakan Rasul Keharusan yang harus kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul adalah mencintai beliau setelah kecintaan kita kepada Allah Swt. Penegasan bahwa urutan kecintaan kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah disebutkan dalam firman Allah yang artinya Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dasn dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik QS 924. Disamping itu, manakala seseorang yang telah mengaku beriman tapi lebih mencintai yang lain selain Allah dan Rasul-Nya, maka Rasulullah Saw tidak mau mengakuinya sebagai orang yang beriman, beliau bersabda Tidak beriman seseorang diantara kamu sebelum aku lebih dicintainya daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya dan semua manusia HR. Bukhari, Muslim dan Nasa’i. 3. Mengikuti dan Mentaati Rasul Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-orang yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak kepada Rasul, bahkan Allah Swt akan menempatkan orang yang mentaati Allah dan Rasul ke dalam derajat yang tinggi dan mulia, hal ini terdapat dalam firman Allah yang artinya Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang yang benar, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya QS 469. Disamping itu, manakala kita telah mengikuti dan mentaati Rasul Saw, Allah Swt akan mencintai kita yang membuat kita begitu mudah mendapatkan ampunan dari Allah manakala kita melakukan kesalahan, Allah berfirman yang artinya Katakanlah “jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang QS 331 Oleh karena itu, dengan izin Allah Swt, Rasulullah Saw diutus memang untuk ditaati, Allah Swt berfirman yang artinya Dan Kami tidak mengutus seorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan izin Allah QS 464. Manakala manusia telah menunjukkan akhlaknya yang mulia kepada Rasul dengan mentaatinya, maka ketaatan itu berarti telah disamakan dengan ketaatan kepada Allah Swt. Dengan demikian, ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi seperti dua sisi mata uang yang tidak boleh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Allah berfirman yang artinya Barangsiapa mentaati rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling dari ketaatan itu, maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka QS 480. 4. Mengucapkan Shawalat dan Salam Kepada Rasul Secara harfiyah, shalawat berasal dari kata ash shalah yang berarti do’a, istighfar dan rahmah. Kalau Allah bershalawat kepada Nabi, itu berarti Allah memberi ampunan dan rahmat kepada Nabi, inilah salah satu makna dari firman Allah yang artinya Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan Ucapkanlah salam penghormatan kepadanya QS 3356. Adapun, bila kita bershalawat kepada Nabi hal itu justeru akan membawa keberuntungan bagi kita sendiri, hal ini disabdakan oleh Rasul Saw Barangsiapa bershalawat untukku satu kali, maka dengan shalawatnya itu Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali HR. Ahmad. Manakala seseorang telah menunjukkan akhlaknya kepada Nabi dengan banyak mengucapkan shalawat, maka orang tersebut akan dinyatakan oleh Rasul Saw sebagai orang yang paling utama kepadanya pada hari kiamat, beliau bersabda Sesungguhnya orang yang paling utama kepadaku nanti pada hari kiamat adalah siapa yang paling banyak bershalawat kepadaku HR. Tirmidzi. Adapun orang yang tidak mau bershalawat kepada Rasul dianggap sebagai orang yang kikir atau bakhil, hal ini dinyatakan oleh Rasul Saw Yang benar-benar bakhil adalah orang yang ketika disebut namaku dihadapannya, ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku HR. Tirmidzi dan Ahmad. 5. Menghidupkan Sunnah Rasul Kepada umatnya, Rasulullah Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang beliau wariskan adalah Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang berakhlak baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah hadits agar tidak sesat, beliau bersabda Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat selamanya bila berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku HR. Hakim. Selain itu, Rasul Saw juga mengingatkan umatnya agar waspada terhadap bid’ah dengan segala bahayanya, beliau bersabda Sesungguhnya, siapa yang hidup sesudahku, akan terjadi banyak pertentangan. Oleh karena itu,. Kamu semua agar berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para penggantiku. Berpegang teguhlah kepada petunjuk-petunjuk tersebut dan waspadalah kamu kepada sesuatu yang baru, karena setiap yang baru itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat, dan setiap kesesatan itu di neraka HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim, Baihaki dan Tirmidzi. Dengan demikian, menghidupkan sunnah Rasul menjadi sesuatu yang amat penting sehingga begitu ditekankan oleh Rasulullah Saw. 6. Menghormati Pewaris Rasul Berakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti harus menghormati para pewarisnya, yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam, yakni yang takut kepada Allah Swt dengan sebab ilmu yang dimilikinya. Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun QS 3528. Kedudukan ulama sebagai pewaris Nabi dinyatakan oleh Rasulullah Saw Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak tidak mewariskan uang dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya mewariskan ilmui kepada mereka, maka barangsiapa yang telah mendapatkannya berarti telah mengambil mbagian yang besar HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Karena ulama disebut pewaris Nabi, maka orang yang disebut ulama seharusnya tidak hanya memahami tentang seluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki sikap dan kepribadian sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti inilah yang harus kita hormati. Adapun orang yang dianggap ulama karena pengetahuan agamanya yang luas, tapi tidak mencerminkan pribadi Nabi, maka orang seperti itu bukanlah ulama yang berarti tidak ada kewajiban kita untuk menghormatinya. 7. Melanjutkan Misi Rasul Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam. Tugas yang mulia ini harus dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah wafat dan Allah tidak akan mengutus lagi seorang Rasul. Meskipun demikian, menyampaikan nilai-nilai harus dengan kehati-hatian agar kita tidak menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dari Rasulullah Saw. Keharusan kita melanjutkan misi Rasul ini ditegaskan oleh Rasul Saw Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah tentang Bani Israil tidak ada larangan. Barangsiapa berdusta atas nama ku dengan sengaja, maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka HR. Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi dari Ibnu Umar. Demikian beberapa hal yang harus kita tunjukkan agar kita termasuk orang yang memiliki akhlak yang baik kepada Nabi Muhammad Saw.
6Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka (dari Allah Subhanahu wa Ta’ala), supaya mereka memikirkan.” (Qs. an-Nahl: 44). Ketika istri Rasulullah, Ummul mukminin ‘Aisyah radhiallahu ‘anha ditanya tentang akhlak (tingkah laku) Rasulullah
Jakarta - Rasulullah Muhammad sallallahu alaihi wasallam adalah suri tauladan yang baik dalam berbagai hal. Termasuk dalam perbuatan atau SWT berfirman dalam QS. Al Ahzab ayat 21لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ - ٢١ Artinya "Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." QS. Al Ahzab 21Secara etimologi, akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari khuluq. Kata tersebut artinya perilaku dan tabiat manusia sejak lahir. Syaikh Mahmud Al-Mishri dalam Ensiklopedi Akhlak Rasulullah Jilid 1 mengatakan, Ar-Raghib memaknai Al khuluq sebagai kekuatan dan karakter yang ditemukan dengan mata surat Al Qalam ayat 4, Allah SWT berfirmanوَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ - ٤Artinya "Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur." QS. Al-Qalam 4Diriwayatkan dari Mujahid tentang firman Allah "berbudi pekerti yang luhur", ia berkata, "Yaitu agama." Sementara itu, dari Aisyah ra. ketika ditanya akhlak Rasulullah SAW, ia menjawab, "Akhlak beliau Al Quran." HR. Ahmad dan disahihkan oleh Al-Allamah Al-Albani dalam Shahih Al-Jami'Dikutip dari buku Ensiklopedi Akhlak Rasulullah Jilid 1 dan 2 oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri, berikut akhlak Rasulullah SAW yang patut diteladani umat Islam1. IkhlasRasulullah SAW terkenal dengan keikhlasannya, terutama dalam beribadah. Al-Kafawi mendefinisikan ikhlas sebagai meniatkan ibadah sehingga hanya Allah semata yang disembah. Pendapat lain menyebutkan, ikhlas adalah membersihkan hati, ucapan, dan 3 hal yang harus dilakukan untuk bisa berbuat ikhlas. Pertama, buanglah sifat tamak. Kedua, jauhi sanjungan dan pujian. Ketiga, lakukan dengan teguh. Setelah ketiga hal tersebut dilakukan, maka akan keikhlasan akan umat Islam, sudah sepatutnya mencontoh keikhlasan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits hasan, Rasulullah SAW bersabda "Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal selain apa yang dilakukan secara ikhlas dan mengharap ridha-Nya." HR. An-Nasa'i.2. Yakin dan TawakalYakin dan tawakal adalah akhlak Rasulullah SAW yang patut dicontoh setiap umat Islam dalam menjalankan segala urusan. Baik urusan agama maupun urusan dunia. Bahkan, Allah SWT telah memerintahkan umat manusia untuk bertawakal رَجُلَانِ مِنَ الَّذِيْنَ يَخَافُوْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمَا ادْخُلُوْا عَلَيْهِمُ الْبَابَۚ فَاِذَا دَخَلْتُمُوْهُ فَاِنَّكُمْ غٰلِبُوْنَ ەۙ وَعَلَى اللّٰهِ فَتَوَكَّلُوْٓا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ - ٢٣Artinya "Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, "Serbulah mereka melalui pintu gerbang negeri itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman." QS. Al Maidah 23Dalam sebuah hadits yang berasal dari Umar bin Khaththab ra. Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh, seandainya kalian bertawakallah kepada Allah sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang." HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah3. JujurNabi Muhammad SAW memiliki sifat shidiq jujur. Kejujuran beliau sudah diasah sejak kecil, saat ikut berdagang bersama pamannya, Abu Thalib. Kejujuran adalah salah satu bukti keimanan seseorang. Kejujuran akan mengantarkan hidup menuju sebuah hadits yang berasal dari Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib meriwayatkan, "Aku menghafalkan sabda Rasulullah SAW, "Tinggalkanlah apa yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta menggelisahkannya." HR. At-Tirmidzi dan AhmadSetidaknya ada 3 macam kejujuran. Yaitu jujur dalam ucapan, jujur dalam perbuatan, dan jujur dalam AmanahAmanah adalah akhlak Rasulullah SAW yang paling menonjol. Beliau dikenal sebagai sosok yang jujur dan amanah terpercaya, baik sebelum diutus menjadi rasul maupun setelahnya. Hal itulah yang menjadikan masyarakat Arab memilih beliau untuk menjaga barang titipan Allah SWT telah menjadikan amanah sebagai sifat yang melekat pada setiap nabi. Dalam surat Al-An'am ayat 90 Dia berfirmanاُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ فَبِهُدٰىهُمُ اقْتَدِهْۗArtinya "Mereka itulah para nabi yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka." QS. Al-An'am 90Merujuk pada ayat di atas, Allah SWT telah memerintahkan kepada seluruh manusia untuk mengikuti jejak para nabi. Untuk itu, sebagai umat Islam, sudah sepatutnya bersungguh-sungguh dalam menunaikan amanah yang telah dititipkan Allah dan mengikhlaskan niat karena Allah Murah Senyum dan Selalu CeriaRasulullah SAW adalah sosok yang murah senyum dan selalu ceria. Beliau juga selalu mengeluarkan perkataan yang baik. Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa perkataan yang baik akan menaikkan derajat di SAW bersabda "Dan yang termasuk mengangkat derajat adalah perkataan yang baik, menyebarkan salam, memberi makanan, sholat malam saat manusia dalam keadaan tidur." HR. Ahmad dan disahihkan oleh Al-Allamah Al-Albani dalam Shahih Al-Jami'Orang yang memiliki senyuman hangat, berkata baik, dan selalu ceria adalah orang yang akan selalu dirindukan dan sangat buah dari bermuka ceria adalah menumbuhkan kecintaan terhadap sesama kaum muslimin, menumbuhkan kenyamanan saat bertemu sesama muslim, mendapat ridha dari Allah SWT, dan mengikuti Rasulullah hikmah, meneladani akhlak Rasulullah SAW merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada beliau. Akhlak terpuji adalah cara paling utama untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. erd/erd
Adalahmembebaskan diri dari segala kebergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepadanya. Allah berfirman dalam surah Hud: 123, yang arinya :”Dan kepunyaan Allah lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya lah dikembalikan urusan- urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakallah kepada
ArticlePDF Available AbstractThis paper discusses akhlak concept and it`s conceptualization of Islamic primary school. In Islam akhlak occupy a very vital position because it involves horizontal and vertical relations. Likewise in Islamic primary school akhlak becomes a pillar on other pillars. Akhlak determination is very important in setting educational goals, teaching practices, methods, infrastructure, values that are instilled and all implementation. When akhlak and values of Islam are not contained in education, it is certain that the pillars of education are impossible to realize properly. The akhlak contribution in the conceptualization of Islamic primary school; first, help formulate educational goals. Second, help in formulating the characteristics and content of the curriculum. Third, help formulate the characteristics of professional teachers. Fourth, help formulate a code of ethics and school discipline. Fifth, make teaching and learning activities that produce students have noble character. Sixth, creating a clean, orderly, safe, peaceful, comfortable, and conducive learning environment. Realization of the concept can be started with further teaching followed by habituation education, exemplary, practice, coupled with examples, as well as explanations, coaching to finally become characters Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 STAIN Curup – Bengkulu pISSN2580-362X;e ISSN2580-3611 Akhlak dalam Islam dan Kontribusinya Terhadap Konseptualisasi Pendidikan Dasar Islam Ahmad Sahnan Institut Agama Islam Negeri IAIN Purwokerto sahnan Abstract This paper discusses akhlak concept and it`s conceptualization of Islamic primary school. In Islam akhlak occupy a very vital position because it involves horizontal and vertical relations. Likewise in Islamic primary school akhlak becomes a pillar on other pillars. Akhlak determination is very important in setting educational goals, teaching practices, methods, infrastructure, values that are instilled and all implementation. When akhlak and values of Islam are not contained in education, it is certain that the pillars of education are impossible to realize properly. The akhlak contribution in the conceptualization of Islamic primary school; first, help formulate educational goals. Second, help in formulating the characteristics and content of the curriculum. Third, help formulate the characteristics of professional teachers. Fourth, help formulate a code of ethics and school discipline. Fifth, make teaching and learning activities that produce students have noble character. Sixth, creating a clean, orderly, safe, peaceful, comfortable, and conducive learning environment. Realization of the concept can be started with further teaching followed by habituation education, exemplary, practice, coupled with examples, as well as explanations, coaching to finally become characters. Keywords Akhlak, Akhlak Contributions, conceptualization, Islamic Primary school. Abstrak. Tulisan ini membahas konsep akhlak dan konseptualisasinya terhadap pendidikan Dasar Islam. Dalam ajaran Islam akhlak menempati posisi yang sangat vital karena ia menyangkut hubungan horizontal dan vertikal. Demikian halnya dalam pendidikan Islam akhlak menjadi pilar di atas pilar lainnya. Penetapan akhlak sangat penting dalam penetapan tujuan pendidikan, peraktik mengajar, metode, sarana prasarana, nilai-nilai yang ditanamkan dan seluruh pelaksanaannya. Metode dalam tulisan ini bersipat library research dikumpulkan dari data-data yang ada. Adapun hasil dari tulisan ini 100 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 menunjukkan bahwa akhlak sangat berkontribusi dalam konseptualisasi pendidikan dasar Islam yakni sebagai berikut; pertama, membantu merumuskan tujuan pendidikan. Kedua, membantu dalam merumuskan ciri-ciri dan kandungan kurikulum. Ketiga, membantu merumuskan ciri-ciri guru profesional. Keempat, membantu merumuskan kode etik dan tata tertib sekolah. Kelima, menjadikan kegiatan belajar mengajar yang menghasilkan siswa mempunyai akhlak mulia. Keenam, menciptakan lingkungan pendidikan yang bersih, tertib, aman, damai, nyaman, suasana belajar yang kondusif. Terealisasinya konsep tersebut dapat diawali dengan pengajaran seterusnya dilanjutkan dengan pendidikan pembiasaan, keteladanan, pengamalan, dibarengi contoh, serta penjelasan, pembinaan hingga akhirnya menjadi karakter. Kata Kunci Akhlak, Kontribusi Akhlak, konseptualisasi, Pendidikan dasar Islam. PENDAHULUAN Berbicara tentang akhlak adalah pembahasan yang tidak ada habisnya. Topik tentang akhlak merupakan pembahasan yang selalu menarik untuk dibicarakan. hal ini disebabkan, akhlak yang baik kemudian akan berperan sebagai sistem perilaku yang akan menciptakan harmonisasi dalam kehidupan manusia. Sebagaimana akhlak terbagi kepada akhlak terpuji dan tercela, namun sayangnyaakhir-akhir ini akhlak tercela sering kita jumpai dalam berita yang menghiasi wajah televisi maupun dimedia masa tentang kemorosotan akhlak. Seperti halnya kasus pelecehan seksual, gaya hedonisme, tawuran, penganiyaan terhadap guru, tindakan korupsi dan sebagainya. Maraknya kasus-kasus demoralitas dan kemerosotan akhlak ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Salah satu solusi pencegahan akhlak ini tercela ini dengan melalui pendidikan akhlak itu sendiri. Dengan mengembalikan defenisi dan menanamkan nilai-nilai akhlak yang sebenarnya. Tulisan ini menurut penulis bisa menjadi salah satu acuan dalam menjawab terkait kasus-kasus kemorostan akhlak. Maka dari itu penulis akan membahas tentang konsep akhlak dan konseptualisasinya terhadap pendidikan Dasar Islam. Pengertian Akhlak Dan Moral Kata akhlak merupakan bentuk jama` dari bahasa arab khuluqun yang memiliki arti sajiyyatun, tabi`tun, atau `adatun, yang artinya karakter, tabiat atau adat kebiasaan, atau disebut juga etika. Akhlak juga sering disebut dengan moral, Ahmad Sahnan Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Moralitas... 101 dimana ia merupakan satu kali tindakan manusia yang diulang secara terus menerus, dan akhirnya menjadi adat kebiasaan yang menyatu dalam diri perilakunya. Pengertian akhlak dalam pengertinnya sangatlah luas tidak hanya sebatas pengertian sopan santun atau moral. Meskipun dalam hal ini diantara pakar ada yang berpendapat bahwa dalam pengertan antara kebiasaan dan moral, karena kebiasaan dapat didefenisikan sebagai adat istiadat yang tidak merugikan, sebagai contoh, kebiasaan minum teh pada pagi hari, sedangkan moral adalah perlakuan terhadap orang Perbuatan-perbuatan manusia dapat dianggap sebagai akhlak apabila memenuhi dua syarat sebagai berikut pertama, perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulang kali sehingga perbuatan-perbuatan itu menjadi kebiasaan. Kedua, perbuatan-perbuatan itu dilakukan dengan kehendak sendiri bukan karena adanya tekanan-tekanan yang datang dari luar seperti ancaman dan paksaan atau sebaliknya melalui bujukan dan rayuan. 2Tatanan akhlak tidak hanya terbatas pada penyusunan hubungan antara manusia dengan manusia lain, tetapi lebih dari itu juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang terdapat dalam wujud dan kehidupan, dan lebih jauh lagi mengatur hubungan antara hamba dengan Adapun Al-Toumi Al-Syaibani menjelaskan keistimewaan atau ciri akhlak Islam dalam tujuh kategori, yaitu universal, keseimbangan, kesederhanaan, mengambil jalan tengah, tidak berlebihan dan berkurang, realistik sesuai dengan kemampuan manusia dan sejalan dengan naluri yang sehat, kemudahan tidak memberatkan kecuali dalam batas-batas kekuatannya, mengikat perkataan dengan amal dan teori dengan praktik, dan tetap dalam dasar-dasar dan prinsip-prinsip akhlak Akhlak mempunyai tujuan ganda, menciptakan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam kerangka tujuan akhlak untuk kebahagiaan ini, Imam al-Ghazali membagi kebahagiaan dunia menjadi empat bagian pokok, yaitu kebaikan 1 Juwariyah, Pendidikan Moral Dalam Puisi Imam Syafi`i dan Ahmad Syauqi, Yogyakarta Bidang Akademik, 2008, 274 2Rachman Assegaf, Filsapat Pendidikan Islam, Jakarta Raja Grafindo Persada, 2011, 42 3Semboro Ardi Widodo, Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam, Jakarta Fifamas,2003, 166 4Ibid,167 102 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 badan, kebaikan jiwa, kebaikan luar, dan kebaikan dari Allah. Dan kebaikan yang tertinggi adalah kebahagiaan akhirat yang kekal dan tidak akan Sedangkan moral mengandung pengertian baik, buruk, yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan lain sebagainya. Atau bisa juga berarti akhlak, budi pekerti, atau susila. Sedangkan menurut Peospoprodjo, bahwa moral adalah suatu kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, serta baik atau buruk. Moral juga dikatakan sebagai padanan dari etika, yang berasal dari bahasa Yunani ethos yang juga bermakna hukum, adat istiadat, kebiasaan, budi pekerti. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kata moral, etika, sopan santun, budi pekerti, akhlak, adat istiadat, undang-undang hukum, serta norma, semuanya itu mengandung makna atau pengertian, yang untuk tidak dikatakan sama tidak mengandung perbedaan yang berarti. 6 Sistem moral adalah suatu keseluruhan tatanan yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang satu sama lain saling mempengaruhi, atau bekerja dalam satu kesatuan, atau keterpaduan yang bulat, yang berorientasi kepada nilai dan moralitas islam. 7Oleh karena itu pendidikan Islam bertujuan pokok pada pembina akhlak mulia, maka sistem moral islami yang ditumbuhkembangkan dalam proses kependidikan adalah norma yang berorientasi kepada nilai-nilai islami. Islam menuntut manusia agar melaksanakan sistem kehidupan yang didasarkan atas norma-norma kebajikan dan jauh dari kejahatan. Ia memerintahkan perbuatan yang makruf dan menjauhi kemungkaran, bahkan manusia dituntut agar menegakkan keadilan dan menumpas kejahatan dalam segala bentuknya. Sistem moralIslam, dengan demikian, berpusat pada sikap mencari rida Allah, pengendalian nafsu negatif, dan kemampuan berbuat kebajikan serta menjauhi perbuatan jahat. 8 Dalam agama Islam penggunaan kata akhlak, moral, etika sangat dibedakan karena dalam Islam penggunaan akhlak sangat luas tidak hanya sekedar sopan santun, budi pekerti, moral dll. Sedangkan dalam Islam berkenaan dengan manusia selaku hamba Allah, akhlak manusia terhadap Allah menempati kedudukan yang sangat sentral dan vital. Rasul bersabda dalam hadis aku diutus tiada lain hanya untuk menyempurnakan kebaikan akhlak. Atau yang 5Ibid, 168 6Juwariyah, Pendidikan moral....., 234 7Muzayyin Arifin, Filsapat Pendidikan Islam, Jakarta Bumi Aksara, 2003, 126 8Ibid, 129 Ahmad Sahnan Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Moralitas... 103 semakna dengan ungkapan itu. Kalau pernyataan itu kita cermati, akhlak sebagai misi Rasulullah SAW. Yang bersipat menyeluruh, tentu mengandung arti yang sangat luas, seluas ajaran Islam yang beliau sampaikan. Paling sedidkit akhlak pasti mencakup lima hubungan akhlak manusia dalam berhubungan dengan Allah, diri sendiri, keluarga, masyarakat dan alam. Tauhid harus menjadi jiwa ibadah. Tidak ada ibadah dan akhlak baik kepadanya tanpa tauhid. Pelanggaran terhadap ketauhidan dalam beribadah merupakan akhlak terburuk kepadanya, membuahkan dosa yang tidak terampun berbeda dengan dosa lainnya. 9 Penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa moral etika lebih dominan dari manusia untuk manusia, moral/etika menyangkut hubungan horizontal antropresentris sedangkan akhlak menyangkut hubungan horizontal dan vertikal sekaligus. Selanjutnya dalam menentukan standar baik buruk dalam akhlak ialah agama yang sumbernya wahyu dan akal fikiran sekaligus. Adapun baik buruk diluar agama hanya ditentukan oleh perasaan, akal dan hubungan akhlak berangkat dari ketajaman perasaan/hati nurani/fuad serta akidah dan keimanan. Macam-macam Akhlak Dilihat dari segi hubungan manusia dengan dirinya, serta hubungannya dengan Tuhan, manusia dan lainnya, maka akhlak itu ada yang berkaitan dengan dirinya sendiri, dengan Tuhan, dengan manusia, dengan masyarakat, dengan alam, dan dengan segenap makhluk Tuhan lainnya yang ghaib. Akhlak dengan diri sendiri antara lain tidak membiarkan dalam keadaan lemah, tidak berdaya dan terbelakang, baik secara fisik, intelektual, jiwa, spiritual, sosial dan emosional. Akhlak terhadap diri sendiri dilakukan dengan cara membuat diri secara fisik dalam keadaan sehat, kokoh dan memiliki berbagai keterampilan mengisi otak dan akal fikiran dengan berbagai pengetahuan, mengisi jiwa dengan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan, dan seni, mengisi jiwa dengan kemampuan bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya dan Adapun akhlak terhadap Tuhan antara lain dengan mengenal, mengetahui, mendekati, dan mencintainya, melaksanakan segala perintahnya 9Ahmad Janan Asifuddin, Mengikuti Pilar-Pilar Pendidikan Islam, Yogyakarta SUKA-Press, 2010,95-96 10Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, Jakarta Rajawali Press, 2012, 209 104 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 dan menjauhi segala larangannya menghiasi diri dengan sifat-sifatnya atas dasar kemampuan dan kesanggupan manusia, membumikan ajarannya dalam kehidupan individu, masyarakat dan Ahmad Janan juga menyatakan bahwa hubungan Akhlak setidaknya terdapat akhlak kepada Allah, Rasullah, diri sendiri, keluarga, masyarakat, alam dan negara. Misalnya Akhlak terhadap Allah dengan mengamalkan seluruh ibadah wajib dan sebagai ibadah sunnah, dan menjauhi segala perbuatan syririk kepada-Nya. Terhadap diri sendiri seperti menjaga kesehatan, tidak merugikannya dan tidak membebani diri dengan beban yang terlampau berat diluar kemampuan. Kepada keluarga misalnya, menunaikan kewajiban kepada seluruh anggota lain, dan memberikan pendidikan agama benar-benar cukup bagi anak. Terhadap masyarakat, misalnya tolong menolong dalam kebaikan. Akhlak terhadap alam, seperti menjaga alam, mengelola, memelihara dan tidak merusaknya. Dan yang perlu di catat dalam hal ini, bahwasanya penjabaran hubungan akhlak di atas kesemuaannya dapat bernilai ibadah sepanjang mendapat ridha Allah dan disertai niat. 12 Prinsip Dasar Akhlak dan Moral Dalam Islam Dalamajaran Islam yang menjadi dasar-dasar akhlak adalah berupa al-Qur`an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Baik dan buruk dalam akhlak Islam ukurannya adalah baik dan buruk menurut kedua sumber itu, bukan baik dan buruk menurut ukuran manusia. Sebab jika ukurannya adalah manusia, maka baik dan buruk itu bisa Seseorang mengatakan bahwa sesuatu itu baik, tetapi orang lain belum tentu menganggapnya baik. Begitu juga sebaliknya, seseorang menyebut sesuatu itu buruk, padahal yang lain bisa saja menyebutnya baik. Semua ummat Islam sepakat pada kedua dasar pokok itu al-Qur`an dan Sunnah sebagai dalil naqli yang tinggal mentransfernya dari Allah Swt, dan Rasulullah Saw. Keduanya hingga sekarang masih terjaga keotentikannya, kecuali Sunnah Nabi yang memang dalam perkembangannya banyak ditemukan hadis-hadis yang tidak benar dha’if/palsu. 11Ibid, 12Janan, Mengungkit Pilar, 96 13Marjuki, Akhlak Mulia Pengantar Studi Konsep-Konsep Dasar Etika Dalam Islam, Yogyakarta Debut Wahana, 2009, 34 Ahmad Sahnan Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Moralitas... 105 Melalui kedua sumber inilah kita dapat memahami bahwa sifat sabar, tawakkal, syukur, pemaaf, dan pemurah termasuk sifat-sifat yang baik dan mulia. Sebaliknya, kita juga memahami bahwa sifat-sifat syirik, kufur, nifaq, ujub, takabur, dan hasad merupakan sifat-sifat tercela. Jika kedua sumber itu tidak menegaskan mengenai nilai dari sifat-sifat tersebut, akal manusia mungkin akan memberikan nilai yang berbeda-beda. Namun demikian, Islam tidak menafikan adanya standar lain selain al-Qur`an dan Sunnah untuk menentukan baik dan buruknya akhlak manusia. Selain itu standar lain yang dapat dijadikan untuk menentukan baik dan buruk adalah akal dan nurani manusia serta pandangan umum masyarakat. Islama dalah agama yang sangat mementingkan Akhlak dari pada masalah-masalah lain. Karena misi Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan Akhlak. Manusia dengan hatinuraninya dapat juga menentukan ukuran baik dan buruk, sebab Allah memberikan potensi dasar kepada manusia berupa tauhid. Allah Swt. berfirman Artinya “Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab “Betul EngkauTuhan kami, kami menjadi saksi”. Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan “Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini keesaan Tuhan”.” QS. al-A’raf 72. Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada Moral Force. Moral Force Akhlak Islam adalah terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki oleh setiap orang mukmin yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk merefleksikan dalam tata rasa, tatakarsa, dan tatakarya yang kongkret. Dalam hubungan ini Rasulullah Saw, bersabda “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya” 106 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 Selain itu yang menjadi dasar pijakan Akhlak adalah Iman, Islam, dan Islam. Al-Qur’an menggambarkan bahwa setiap orang yang beriman itu niscaya memiliki akhlak yang mulia yang diandaikan seperti pohon iman yang indah hal ini dapat dilihat pad asurat Ibrahim ayat 24 -26 , yang berbunyi 242526Artinya “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap tegak sedikit pun.”. Dari ayat diatas dapat kita ambil contoh bahwa ciri khas orang yang beriman adalah indah perangainya dan santun tutur katanya, tegar dan teguh pendirian tidak terombang ambing, mengayomi atau melindungi sesama, mengerjakan buah amal yang dapat dinikmati oleh di sisi lain, sebenarnya masihb anyak eori-teori yang berbicara mengenai dasar-dasar akhlak dengan menafikan pemikiran Islam, seperti relativisme akhlak. Yang mana berkat pembuktian realisme, maka kemutlakan akhlak adalah pendapat yang sahih dan relativisme akhlak tidak dapat diterima. Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa, kita akan memanen apa yang kita tanam. Dari ungkapan tersebut dapat kita tarik benangmerah, bahwasannya apa yang kita lakukan tidak ada hubungannya dengan sesuatu diluar diri kita, karena hubungan perbuatan kita berhubungan langsung dengan Tuhan. Tanpa adapihak ke-3. Oleh karena itulah dasar Ahklak memerlukan Disiplin Moral. Ahmad Sahnan Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Moralitas... 107 Kant, filosof Jerman berpendapat bahwa Rasio Spekulatif, yaitu agendi dalam mekanisme tidak bernilai tinggi; namun rasio praktis, yaitu agen dari pelaksanaan hal-hal praktis, yang juga dimaknai sebagai “kesadaran akhlak” memiliki kegunaan yang pasti dan perintah-perintahnya bersifat Dan halini sering di maknai sebagai “kesadaran akhlak”. Dari sekian banyak ayat-ayat al-Qur`an yang membahas tentang akhlak dan moral, ini ada beberapa ayat yang mewakili yakni bisa dilihat seperti yang tersebut dalam al-Qur`an surah al-Qalam 4, al-Ahzab 21, Fuhshilat 34, al-Mu`minun 96 dll. Dan juga hadis yang populer dikalangan kita “sesungguhnya aku diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan akhlak manusia “ Bukhari. Konseptualisasi Akhlak Terhadap Pendidikan Islam Posisi akhlak terhadap pendidkan Islam sangat penting dan menjadi pilar di atas semuanya. Tema ini sangat penting terhadap penetapan tujuan pendidikan, peraktik mengajar, metode, sarana prasarana, nilai-nilai yang ditanamkan dan seluruh pelaksanaannya. Karna bisa kita bayangkan ketika akhlak dan nilai-nilai islam tidak terdapat dalam diri seseorang maka kesemuan pilar-pilar pendidikan yang disebutkan di atas tidak akan dapat terealisasikan dengan baik. Sebagai contoh ketika seorang kepala sekolah tidak ada akhlak terhadap Allah dan dirinya dia akan melakukan korupsi terhadap sarana prasarna. Begitujuga dengan seorang guru ketika dalam dirinya tidak tertanam nilai-nilai akhlak Islam maka yang ada dalam dirinya hanya sekedar menyampaikan kewajibannya dengan mengajar saja tanpa memikirkan muridnya paham atau tidak. Begitujuga korupsi akan selalu meraja lela dalam negeri ini tanpa adanya penanaman nilai-nilai akhlak keislaman sekalipun pada dasarnya di Indonesia sudah mempelajari agama mulai dari sejak TK hingga tingkat Universitas. Tentu jika kita berbicara tentang benang merah pendidikan Islam sangatlah mudah karena, nuansa akhlak merupakan sumber nilai, dan internalisasi nilai-nilai merupakan salah satu tugas pokok pendidikan Islam. Dan yang menyebabkan terjadinya seperti contoh di atas karena, pendidikan internalisasi seperti metode keteladanan, pembiasaan amal, tuntunan, metode 14QurbaniLahiji, Risalah Sang Imam AjaranEtika Ali Bin AbiThalib, Jakarta al-Huda, 2011, 38 108 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 targhib wa tarhib dan cara-cara yang berorientasi pada pembentukan sikap kurang mendapat porsi. Implikasi pandangan Islam tentang akhlak mewajibkan pendidikan Islam agar membangun akhlak islamiah pada peserta didik, baik yang menyangkut hubungan dengan Allah maupun dengan manusia dan sesama makhluk15. Adapun pengimplikasian akhlak dalam pendidikan dapat dimulai dari 1. Pengajaran artinya memberikan pengajaran secara konsep yang membahas tentang mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah menurut ukuran agama, hingga mereka mampu membedakan diantaranya. 2. Pembiasaan setelah memberikan pengajaran pembinaan selanjutnya dengan cara pembiasaan. Membiasakan hal-hal kebaikan dari sejak usia dini yang dilakukan secara kontinyu. Dengan pembiasaan hal-hal kebaikan seperti menebar kasih sayang terhadap sesama, suka menolong teman dalam hal kebaikan, dermawan akan mendarah daging dan menjadi sebuah karakter ketika nantinya dewasa. 3. Keteladanan tercapainya pembinaan akhlak yang baik dapat ditempuh melalui keteladanan. Alangkah baiknya ketika seorang guru memberikan pengajaran dengan memberikan langsung keteladanan. Seumpama ketika guru mengajarkan sopan santun gur tersebut dalam keseharian menunjukkan sopan santun terhadap muridnya. Jika guru menyuruh mengerjakan sesuatu guru ikut terlibat dalam pekerjaan tersebut. Sebagaimana yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW. 4. Paksaan dalam hal ini paksaan yang bentuknya dalam hal kebaikan tanpa menyakiti secara fisik. Paksaan ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik dalam melakukan hal-hal kebaikan yang nantinya setelah terbiasa merasa tidak dipaksa lagi. Sama halnya ketika seseorang dipaksa untuk membaca yang pada gilirannya nanti terbiasa membiasa membaca tanpa harus dipaksa lagi. 5. Hadiah dan hukuman agar akhlak mahmudah dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik yang mengamalkan akhlak baik diberikan hadiah. Baik itu hadiah berupa materi maupun ungkapan kalimat yang menyenngkan hatinya dan memotivasi peserta didik lain untuk melakukan akhlak yang baik. Begitupun sebaliknya jika peserta 15Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf,142. Ahmad Sahnan Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Moralitas... 109 didik yang melakukan akhlak mazmumah dengan memberikan hukuman yang sifatnya mengubah perilaku tercela kepada prilaku Kontribusi Akhlak dan Moral terhadap Pendidikan Dasar Islam SD/MI Pendidikan dasar Islam SD/MI merupakan salah satu jenjang pendidikan yang harus mendapatkan penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak dan moral. Sebagai pendidikan awal dan dasar ini menjadi sangat penting. Peserta didik yang ada dalam jenjang ini merupakan masa keemasan bagi anak. Masa ini adalah masa yang sangat potensial dalam mengembangkan potensi dirinya. Oleh karena itu masa pendidikan dasar inilah mulai ditanamkan akhlak-akhlak yang baik sehingga nantinya akan berkembang secara optimal ketika meranjak dewasa. Sehubungan dengan itu akhlak dan moralitas memiliki kontribusi yang sangat penting terhadap pendidikan dasar Islam. untuk lebih jelasnya, kontrubusi akhlak terhadap pendidikan dasar Islam SD/MI dipaparkan sebagaimana berikut ini17 1. Merumuskan tujuan pendidikan artinya, pemahaman tentang akhlak membantu merumuskan tujuan pendidikan, yaitu membentuk manusia agar memiliki akhlak mulia atau keperibadian yang utama yang ditandai oleh adanya integritas keperibadian yang utuh, satunya hati, ucapan dan perbuatan, memiliki tanggung jawab terhadap dirinya, masyarakat dan bangsanya, melaksanakan segala perintah Allah SWT, terbentuknya manusia yang baik, manusia yang berakhlak mulia, manusia yang sempurna, serta manusia yang berkepribadian muslim. Demikian halnya dalam tujuan pendidikan dasar Islam harus mengandung unsur akhlak mahmudah. Sehingga semua lini terintegrasi dengan baik. Stakeholder dalam pendidikan dasar Islam harus berakhlak mulia sehingga tujuan pendidikan dasar Islam berjalan dengan baik. 2. Merumuskan ciri-ciri dan kandungan kurikulum salah satu penentu jalannya sebuah pendidikan tidak terlepas dari kurikulum. Ciri-ciri dan isi kurikulum dalam pendidikan, khsusunya pendidikan dasar Islam harus menonjolkan pendidikan akhlak dan moral. Kurikulum yang betul-betul mencerminkan semangat, pemikiran dan ajaran yang menyeluruh, bersikap 16Janan, Pendidikan, 98 17Abuddin Nata, Pemikiran...., 209 110 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 seimbang antara berbagai ilmu yang dikandung dalam kurikulum yang akan digunakan, menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang diperlukan oleh peserta didik, dan disesuaikan dengan minat dan bakat anak peserta didik. 3. Membantu dalam merumuskan ciri-ciri guru profesional salah satu penentu seorang guru profesional dapat dilihat dari akhlaknya. Jika akhlak seorang guru baik bisa dipastikan dalam menjalankan tugasnyapun dia akan profesional. Sebagai calon guru profesional dalam pendidikan dasar Islam akhlak dan moralitas sangat menentukan dalam membentuk ciri-ciri guru profesional. Guru pendidikan dasar Islam selain memiliki kompetensi akademik, pedagogik dan sosial, juga harus memiliki kompetensi keperibadian. Yaitu peribadi yang beriman, bertakwa, ikhlas, sabar, zuhud, pemaaf, penyayang, mencintai dan melindungi, satu kata dan perbuatan, adil demokratis, manusiawi, rendah hati, senantiasa menambah ilmu dan pengalaman dan murah senyum. Akhlak-akhlak seperti itulah yang seharusnya tercermin dalam pribadi seorang guru pendidikan dasar Islam. 4. Membantu merumuskan kode etik dan tata tertib Pendidikan dasar Islam pemahaman terhadap akhlak dan moralitas dapat membantu dalam merumuskan kode etik dan tata tertib sekolah, khususnya yang berkenaan dengan akhlak para peserta didik. Kode etik dan tata tertib yang diterapkan melalui akhlak akan menjadikan seorang guru terasa dihormati sehingga suasana pembelajaran akan berjalan kondusif, semangat dalam menyampaikan materi juga akan berjalan dengan baik. Selanjutnya dalam proses pembelajaran suasana kelas akan tertib dan tenang, hubungan sesama akan terasa akrab, suasana akademik akan terasa kental, lingkungan belajar akan nyaman, aman dan damai, serta perestasi belajar para siswa akan meningkat. 5. Melahirkan manusia yang memiliki akhlak mulia dan karakter utama sesuai tujuan akhir yang ingin dicapai dalam pendidikan dasar Islam begitujuga dalam pendidikan akhlak menjadikan peserta didik sosok yang memiliki akhlak mulia dan mempunyai karakter utama. Dengan adanya akhlak dan moralitas dalam pendidikan dasar Islam tentunya akan melahirkan peserta didik yang berkrpibadian akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga nanti ketika dewasa anak akan memiliki jiwa yang selalu menebar kasih sayang dan menagamalkan akhlak mulia. 6. Membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif pemahaman terhadap akhlak dan moralitas akan membantu mewujudkan lingkungan Ahmad Sahnan Pandangan Islam Tentang Akhlak dan Moralitas... 111 pendidikan dasar Islam yang bersih, tertib, aman, damai, nyaman, yang mendukung terciptanya suasana belajar yang kondusif. Ketika konseptual tentnag akhlak dan moralitas diterapkan tentu akan menghasilkan pembelajaran yang bersih dan peserta didik belajar dengan nyaman dan terhindar dari penyakit. Dalam konsep akhalk dan moralitas pengajaran tentang cinta kebersihan, bersih jasmani dan rohani merupakan ajaran yang termuat dalam pendidikan akhlak dan moralitas. Lingkungan yang kondusif dalam pendidikan dasar Islam akan menjadikan peserta didik terhindar dari berbagai penyakit, dan terbiasa menyukai kebersihan dalam hidupnya. Kesimpulan Pengertian Akhlak sangat luas tidak hanya sekedar baik, buruk, etika dan moral. Akhlak menyangkut hubungan vertikal dan horizontal. Akhlak bersumber dari wahyu sedangkan yang lainnya berasal dari pemikiran manusia. Akhlak terbagi akhlak kepada Allah, Rasul, diri sendiri, keluarga, lingkungan, alam dan menjadi dasar-dasar akhlak adalah berupa al-Qur`an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Serta akal dan nurani manusia serta pandangan umum masyarakat. Implikasi pandangan Islam tentang akhlak mewajibkan pendidikan Islam agar membangun akhlak Islamiah pada peserta didik, baik yang menyangkut hubungan dengan Allah maupun dengan manusia dan sesama makhluk. Di awali dengan pengajaran dilanjutkan dengan cara pendidikan melalui pembiasaan, keteladanan, pengamalan, dibarengi contoh, serta penjelasan. Terus dibina demikian hingga akhirnya menjadi kebiasaan dan akhlak terhadap pendidikan dasar Islam ialahpemahaman tentang akhlak membantu merumuskan tujuan pendidikan, membantu dalam merumuskan ciri-ciri dan kandungan kurikulum, membantu dalam merumuskan ciri-ciri guru profesional, membantu merumuskan kode etik dan tata tertib sekolah, membantu kegiatan belajar mengajar, membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif. Daftar Pustaka Arifin, Muzayyin, 2003. Filsapat Pendidikan Islam, Jakarta Bumi Aksara. Asifuddin, Ahmad Janan, 2010. Mengikuti Pilar-Pilar Pendidikan Islam, Yogyakarta SUKA-Press. Assegaf, Rachman, 2011. Filsapat Pendidikan Islam, Jakarta Raja Grafindo Persada. 112 AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar vol. 2, no. 2, 2018 Juwariyah, 2008. Pendidikan Moral Dalam Puisi Imam Syafi`i dan Ahmad Syauqi, Yogyakarta Bidang Akademik. Lahiji,Qurbani, Sang Imam AjaranEtika Ali Bin AbiThalib, Jakarta al-Huda. Marjuki, PengantarStudiKonsep-KonsepDasarEtikaDalam Islam, Yogyakarta Debut Wahana. Nata, Abuddin, 2012. Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, Jakarta Rajawali Press. Nata, Abudin, 2017. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta Rajawali Press. Tafsir, Ahmad, 2004. Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam, Bandung Remaja Rosdakarya. Tafsir Ahmad, 2015. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung Remaja Rosdakarya. Widodo, Semboro Ardi, 2003. Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam, Jakarta Fifamas. ... Korelasi akhlak dan pendidikan mencakup berbagai aspek yang dapat dijelaskan sebagai berikut 1 Akhlak merumuskan tujuan pendidikan. Determinasi akhlak sangat krusial dalam penetapan tujuan pendidikan Sahnan, 2019. Mizal menyatakan bahwa pemahaman akhlak yang baik dapat mengarah pada tujuan pendidikan, yaitu untuk membentuk manusia agar memiliki akhlak mulia atau kepribadian yang utama Mizal, 2019. ...... Akhlak dan kepribadian guru yang baik dapat dijadikan contoh dan teladan yang baik bagi semua siswanya; 4 Akhlak merumuskan kode etik pendidikan; tata peraturan dan kode etik yang menjadi landasan bagi warga sekolah seyogyanya harus berlandaskan pada kepribadian dan akhlak karimah. Determinasi akhlak selain memainkan peranan penting dalam penentuan tujuan pendidikan, juga mempengaruhi pembentukan nilai-nilai yang ditanamkan pada siswa dengan segala implementasinyaSahnan, 2019; 5 Akhlak menentukan metode dan pendekatan proses belajar mengajar. Tekad akhlak dilaporkan sangat penting untuk menentukan tujuan pendidikanSahnan, 2019.Dalam rangka menciptakan output sumber daya manusia yang berakhlak mulia, maka guru dan instansi pendidikan harus menggunakan metode dan pendekatan yang mampu membentuk karakter dan kepribadian siswa yang berakhlak terpuji; 6 Akhlak membentuk pendidikan yang tertib, damai, dan nyaman. ...... Determinasi akhlak selain memainkan peranan penting dalam penentuan tujuan pendidikan, juga mempengaruhi pembentukan nilai-nilai yang ditanamkan pada siswa dengan segala implementasinyaSahnan, 2019; 5 Akhlak menentukan metode dan pendekatan proses belajar mengajar. Tekad akhlak dilaporkan sangat penting untuk menentukan tujuan pendidikanSahnan, 2019.Dalam rangka menciptakan output sumber daya manusia yang berakhlak mulia, maka guru dan instansi pendidikan harus menggunakan metode dan pendekatan yang mampu membentuk karakter dan kepribadian siswa yang berakhlak terpuji; 6 Akhlak membentuk pendidikan yang tertib, damai, dan nyaman. Suasana belajar yang kondusif dan nyaman bagi siswa cenderung dapat lebih mudah terjadi ketika kepribadian mereka telah menunjukkan akhlakul karimah, baik suasana lingkungan sekolah maupun hubungan antara siswa dan guru atau hubungan antara siswa dan rangka merealisasikan keterkaitan antara akhlak dan pendidikan, yang mana mencerminkan kontribusi akhlak dalam meningkatkan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan integrasi dari proses pengajaran, keteladanan, dan praktik langsung. ... Umi MahmudahSefti ChirnawatiZaenal MustakimNur ZakiyahDewasa ini, akhlak siswa di Indonesia sangat memprihatinkan dan cenderung mengalami kemerosotan yang cukup drastis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potret pendidikan akidah akhlak siswa, yang difokuskan pada siswa madrasah. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi. Objek penelitian yang digunakan adalah siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah MIS Gombong, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Wawancara dilakukan dengan beberapa guru dan siswa untuk mendapatkan data primer langsung dari sumber utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepribadian siswa di MIS Gombong berkaitan pendidikan akhlak termasuk dalam kategori baik. Namun demikian, masih perlu berbagai bimbingan agar pendidikan akhlak mampu menjadi bekal siswa di kemudian hari, seperti masih ada siswa yang kurang memperhatikan adab serta sopan santun.... Nilai Akhlak Nilai akhlak merupakan suatu tindakan manusia yang diulang secara terus menerus dan akhirnya menjadi adat kebiasaan yang menyatu dalam kepribadiannya. Akhlak merupakan sikap yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan tercela, antara perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin Sahnan, 2018 termasuk ke dalam birrul walidain, yang memiliki arti berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua. Bentuk dari birrul walidain di antaranya adalah menyayangi, patuh dan taat pada perintah mereka, menghormati, dan mendoakan kedua orang tua kita. ...Ashila Asfa NabilaHeru PratiknoIn educational literature, including novels, there are many educational values that can be taken as learning and application in everyday life. The purpose of this study is to describe the values of Islamic education, the aspects contained in the novel Cinta Suci Zahrana by Habiburrahman El-Shirazy, and how to apply educational novels into learning values at school. The method used in this research is library research. The approach used is a qualitative approach. For data collection, a search for documentation materials will be carried out in the form of books, magazines, articles and the internet. The data collected is then analyzed using content analysis techniques. The results of the study conclude that the values of Islamic education contained in the novel Cinta Suci Zahrana by Habiburrahman El-Shirazy are the values of aqidah faith, the value of worship, and the last is the moral value. The aspects contained in the novel Cinta Suci Zahrana by Habiburrahman El-Shirazy are educational, moral, and historical and cultural aspects. The last is how to apply educational novels into learning values at school. Related to that, the use of the Cinta Suci Zahrana novel, which is rich in Islamic educational values such as the values of faith, worship, and morals, is highly recommended for teaching materials. Abstrak. Di dalam karya sastra yang mendidik di antaranya novel banyak sekali terkandung nilai-nilai pendidikan yang dapat diambil sebagai pembelajaran maupun penerapan di kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan Islam, aspek-aspek yang terkandung di dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El-Shirazy, dan cara pengaplikasian novel yang mendidik ke dalam suatu pembelajaran nilai-nilai di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif. Untuk pengumpulan data akan dilakukan penelusuran bahan dokumentasi yaitu berupa buku-buku, majalah, artikel dan internet. Data yang terkumpul pada selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung di dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El-Shirazy adalah nilai aqidah iman, nilai ibadah, dan yang terakhir adalah nilai akhlak. Aspek-aspek yang terkandung di dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El-Shirazy adalah ada aspek edukatif, moral, dan aspek sejarah dan budaya. Yang terakhir adalah cara mengaplikasikan novel yang mendidik ke dalam suatu pembelajaran nilai-nilai di sekolah adalah berkaitan dengan itu pemanfaatan novel Cinta Suci Zahrana yang kaya akan nilai-nilai pendidikan Islam seperti nilai Iman, ibadah, dan akhlak ini sangat dianjurkan untuk bahan ajar.... Teori nilai guna utility apabila dianalisis dari teori maslahah, kepuasan bukan didasarkan atas banyaknya barang yang dikonsumsi tetapi didasarkan atas baik atau buruknya sesuatu itu terhadap diri dan lingkungannya. Jika mengkonsumsi sesuatu mendatangkan kemafsadatan pada diri atau lingkungan maka tindakan itu harus ditinggalkan sesuai dengan kaidah ushul fiqh "Menolak segala bentuk kemudharatan lebih diutamakan daripada menarik manfaat" Sahnan, 2019. ... Charisma Jalil IndranataThis study aims to determine the concept of consumption in the view of Al-Ghazali and Muhammad Abdul Mannan on its relevance to the consumption behavior of modern Muslim society. This type of research is library research using a quantitative approach method based on secondary in the form of books and related scientific journals in accordance with the theme of this research and primary data in the form of books from Al-Ghazali and Abdul Mannan. From the results of the study, it can be concluded that according to Al-Ghazali and Abdul Mannan Islamic provisions regarding consumption are controlled by five principles, namely justice, cleanliness principles, simplicity principles, generosity principles, and moral principles and there is a relevance between Al-Ghazali and Abdul Mannan's consumption concepts with The consumption pattern of modern Muslim society in Indonesia today is due to the awareness of modern Muslim society about the cleanliness of food consumption and simplicity in consumption. Modern Muslim society is more careful in terms of consumption health and avoids wasteful behavior in consuming things that are not really needed or are not primary needs... Keenam, menghasilkan lingkungan belajar yang bersih, teratur, aman, tenang, nyaman, dan kondusif. Konsep ini dapat diwujudkan dengan pengajaran, dilanjutkan dengan pendidikan pembiasaan, keteladanan, pengamalan, disertai dengan contoh serta penjelasan, dan pembinaan hingga menjadi karakter Sahnan, 2019. ...Ahmad ZuhdiAhmad Khairul NuzuliFebrianto FebriantoThe progress of the times and technology makes young adolescents absorb values from anywhere, including negative values. This has a serious impact on adolescent morals. This study wanted to see how the right da'wah strategy in fostering adolescent morals in the village of Bendung Air Kayu Aro. This research method is descriptive qualitative. Data collection is done by interview process. The results of the study show that there is success in communicating messages of moral values. This shows that the emotional, intellectual, and sensory tactics and principles used have brought positive changes to adolescents, as evidenced by the increase in the quality of adolescent worship and the increase in adolescent Choirul MuzainiAnisSutrisnoThe highest authority in Islam is the Qu’an. It is the beginning of faith, worship, morality and principles. One thing that should be taught to children is that the entire Qur'an is a guide for human life. The verses of the Qur'an and related sources can be a gateway for children to other Islamic educational tools, especially for passion and deepening of religious knowledge to develop healthy morals in accordance with Islamic law. Learning is seen as a lifelong learning process. Al-Qur'an teaching plays an important role in the formation of children's morals by providing guidance, lifelong learning and guidance on the formation of morals from an early age. Al- Qur'an and education play a role here, namely forming morals that are in accordance with the nation's civilization and developing the ability to educate people's lives. Islamic education is also a formal institution that organizes education based on the Qur'an with the aim of forming children's FithriyyaEdi Suresman Saepul AnwarAnimasi dalam konteks pendidikan dapat dijadikan sebagai media dalam menyampaikan nilai-nilai Islam. Konten animasi Riko The Series merupakan salah satu media edukasi yang menampilkan suasana islami dan dapat mempengaruhi nilai-nilai pendidikan islami bagi penontonnya. Dengan tampilan menarik yang sesuai dengan usia anak-anak, animasi yang diproduksi oleh Garis Sepuluh mengusung perpaduan sains, pendidikan, dan sains. Animasi Riko The Series bisa menjadi contoh dalam kehidupan dan membuat manusia menjadi insan kamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Riko The Series Animation. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik analisis konten pada naskah animasi Riko The Series season 1 episode 1 sampai 26. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa animasi Riko The Series mengandung nilai-nilai Pendidikan Islam yang tersebar di sepanjang episodenya. Nilai-nilai pendidikan Islam yang dimaksud meliputi pembelajaran dan internalisasi nilai-nilai keimanan, ibadah, dan akhlak. Penelitian ini merekomendasikan animasi Riko The Series sebagai media alternatif dalam pembelajaran nilai-nilai pendidikan Islam di sekolah khususnya mata pelajaran PAI dan Budi ImronAri Saidul MujazinMoral education plays an important role in forming superior human beings. This paper aims to describe the moral values contained in poetry or Geguritan "Nurani Peduli" by Handoyo Wibowo and look at the process of internalizing these moral values in students of the Baitul Huda Islamic elementary school Semarang city through the Javanese language course. In addition, this paper also aims to see the implications of internalizing these moral values for students. This paper uses a qualitative-phenomenological type of research that uses students, teachers, and school principals as research subjects. Based on the results of the study it was concluded that First, the moral values contained in geguritan include harmony, wisdom, humility, awareness, and development of taste. Second, the internalization process is carried out in three stages, namely the information stage by providing material on the moral values contained in Geguritan "Nurani Peduli", the appreciation stage through direction and guidance and exemplary students, and the value application stage by providing motivation and encouragement to students to apply good grades in the form of actions. Third, the implications of internalization can be seen from three aspects, namely cognitive, affective, and psychomotor. Characterized by the integration of learning materials with an attitude of empathy, awareness, tolerance, and a sense of responsibility in social life. Muhamad ArifMohd Kasturi Nor bin Abd AzizThis research is a novelty study, which discusses critical analysis, with a focus on the relevance of character education for students in 21st-century educational institutions from the perspective of As-Suhrawardiy in his book Adabul Muridin. The focus of the research is on how the model of moral education from the perspective of Sufism a study of As-Suhrawardiy's thoughts and how the relevance of As-Suhrawardiy's perspective of moral education in the 21st century. This study uses a literature review approach from As-Suhrawardiy's book Adabul Pupils. Analysis of research data, using analysis content as Elo et al and Marsh phases from data collection, coding, and reporting of the results. The results show that As-Suhrawardiy in his book Adabul Muridin explicitly states the importance of inculcating morals in the world of education, especially in the 21st century with the massive development of information technology. At the stage of As-Suhrawardiy's educational concept in explaining the concept of akhlaqi tasawwuf, there are three stages in strengthening moral education; takhalli the process of cleansing the human self from bad deeds, tahalli the process of filling from individuals by getting used to noble character in every action, and tajalli the process of muroqabah feeling the presence of Allah on the individual with his god. A concept that is quite relevant to the challenges in the 21st century involves strengthening character education and strengthening the 4C competencies of each WahyuningsihYusuf HanafiahThe book of Al-Akhlaq Lilbanat by Sheikh Umar ibn Ahmad Baradja can be used as an intermediary in overcoming the current moral condition. The purpose of this article was to find out the moral education values in the book Al-Akhlaq Lilbanat. This paper was a study of Sheikh Umar ibn Ahmad Baradja's views regarding women's moral education, using a library research model with data sources from the book Al-Akhlaq Lilbanat. The data collection techniques used are content analysis and deduction methods by concluding data sources and then analyzing them in detail. The results of the study indicate that the values of moral education in the books of Al-Akhlaq Lilbanat volumes I and II are interrelated, such as morality towards Allah SWT, Prophet Muhammad saw, family, relatives, servants, neighbors, teachers, and friends. Volume III contains some women's etiquette in doing things. The values of moral education in the book Al-Akhlaq Lilbanat are in line with Islamic education as well as actual conditions for women in the contemporary era of Indonesia. This book can be used as a guide that was practical and easy to understand and can be a solution to handling problems that occur in the contemporary Basyir Faiz Maimun SholehIn Indonesia, honesty does not thrive. The enormous number of cases of corruption and deception strongly demonstrate this. However, many people keep promoting the significance of honesty in a variety of ways, such as publishing hadith memes on honesty on Instagram. At least four accounts have done it in different ways. One of them includes both the hadith text and its translation, while the others merely provide the translation. The objective of this research is to determine which type of meme has the most influence in society, especially in Indonesia. This research is presented using descriptive-analytic methods. The qualitative approach would identify and analyze society's responses to each meme type to achieve the aforementioned goal. Once both sides are compared, the second one has greater interest than the first. In other words, Indonesians are unconcerned about the text of the hadith as long as they understand its Moral Dalam Puisi ImamSyafìi dan Ahmad SyauqiJuwariyahJuwariyah, 2008. Pendidikan Moral Dalam Puisi ImamSyafìi dan Ahmad Syauqi, Yogyakarta Bidang LahijiLahiji,Qurbani, Sang Imam AjaranEtika Ali Bin AbiThalib, Jakarta PengantarStudiKonsep-KonsepDasarEtikaDalam IslamMarjukiMarjuki, PengantarStudiKonsep-KonsepDasarEtikaDalam Islam, Yogyakarta Debut Pendidikan Islam dan BaratAbuddin NataNata, Abuddin, 2012. Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, Jakarta Rajawali Pendidikan Dalam Persfektif IslamAhmad TafsirTafsir, Ahmad, 2004. Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam, Bandung Remaja Pendidikan Islam, Bandung Remaja Rosdakarya. Widodo, Semboro ArdiTafsir AhmadTafsir Ahmad, 2015. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung Remaja Rosdakarya. Widodo, Semboro Ardi, 2003. Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam, Jakarta Fifamas.
AKHLAKRASUL DAN PARA SAHABAT. Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat.”[4] Semua kisah-kisah atau biografi para Nabi dan Rasul ini bertujuan meneguhkan hati dan karakter dan memiliki banyak efek
Akhlak terhadap Allah dan RasulAkhlak terhadap Allah dan RasulAkhlak terhadap Allah dan RasulAkhlak terhadap Allah dan RasulRelated Papersit is define about Aqidah, Fiqih and akhlakPuji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang membahas tentang " Akhlak dan Kepribadian Nabi Muhammad SAW Serta Implementasi dalam Kehidupan Zaman Sekarang " sebagai salah satu tugas yang harus dipenuhi dalam rangka pemenuhan tugas makalah dalam mata kuliah Ilmu makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Al-Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya UMS. Penulis mengharapkan makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal menambah wawasan kita tentang Ahklak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan kelompok yang telah mendukung dan menjalin kerjasama yang baik sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari makalah ini terdapat banyak kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua SISWA HADIS KEAGAMAAN XII
SUMBERAJARAN AKHLAK TASAWUF. Dalam ajaran Islam yang menjadi dasar-dasar akhlak adalah berupa al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Baik dan buruk dalam akhlak Islam ukurannya adalah baik dan buruk menurut kedua sumber itu, bukan baik dan buruk menurut ukuran manusia. Sebab jika ukurannya adalah manusia, maka baik dan buruk itu bisa berbeda
[1] Amalan-Amalan Paling UtamaDari Abu Amr asy-Syaibani, dia berkata Pemilik rumah ini -beliau mengisyaratkan dengan tangan menunjuk rumah Abdullah Ibnu Mas’ud– menuturkan kepadaku. Beliau berkata Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Amalan apakah yang paling dicintai Allah azza wa jalla?”. Beliau menjawab, “Sholat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa?”. Beliau menjawab, “Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa?”. Beliau menjawab, “Kemudian berjihad di jalan Allah.” Beliau -Ibnu Mas’ud- berkata, “Beliau telah menuturkan kepadaku itu semua. Seandainya aku meminta tambahan lagi niscaya beliau juga akan menambahkannya kepadaku.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam al-Irwa’. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 33[2] Berbakti Kepada Ibu dan BapakDari Bahz bin Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya. Kakeknya berkata, “Wahai Rasulullah! Kepada siapakah aku harus berbakti?”. Beliau menjawab, “Ibumu.” Lalu aku bertanya, “Kepada siapakah aku harus berbakti?”. Beliau menjawab, “Ibumu.” Lalu aku bertanya, “Kepada siapakah aku harus berbakti?”. Beliau menjawab, “Ibumu.” Lalu aku bertanya, “Kepada siapakah aku harus berbakti?”. Beliau menjawab, “Ayahmu. Kemudian kerabat yang terdekat dan seterusnya.” HR. Tirmidzi, dinilai hasan al-Albani dalam al-Irwa’. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 34[3] Amalan Penebus DosaDari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, ada seorang lelaki datang menemui dirinya dan menceritakan, “Suatu ketika aku melamar seorang perempuan, akan tetapi dia tidak mau menikah denganku. Lalu ada orang selainku yang melamarnya dan dia pun mau menikah dengannya. Aku pun merasa cemburu kepadanya, hingga aku pun aku masih bisa bertaubat?”. Beliau -Ibnu Abbas- bertanya, “Apakah ibumu masih hidup?”. Maka beliau mengatakan, “Kalau begitu bertaubatlah kepada Allah azza wa jalla dan dekatkanlah dirimu kepada-Nya sekuat kemampuanmu.” Atha’ bin Yasar berkata Aku pun berangkat kepada Ibnu Abbas dan bertanya kepadanya, “Mengapa engkau bertanya tentang apakah ibunya masih hidup?”. Beliau menjawab, “Sesungguhnya aku tidak mengetahui ada suatu amalan yang lebih mendekatkan diri kepada Allah azza wa jalla daripada berbakti kepada seorang ibu.” HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 34[4] Dosa Besar Yang Paling BesarDari Abu Bakrah radhiyallahu’anhu, beliau berkata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Maukah aku kabarkan kepada kalian, dosa besar yang paling besar?” Beliau mengulanginya sampai 3 kali. Mereka -para Sahabat- menjawab, “Tentu saja wahai Rasulullah!”. Maka beliau bersabda, “Berbuat syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Beliau pun duduk setelah sebelumnya bersandar. Lalu beliau meneruskan, “Ketahuilah, demikian pula berbicara dusta.” Beliau terus mengulanginya sampai-sampai aku berkata, “Mudah-mudahan beliau diam.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam Ghayat al-Maram, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 37[5] Lebih Utama Daripada BerperangDari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhu, beliau menceritakan Ada seorang lelaki yang datang menemui Nabi shallallahu alaihi wa sallam ingin ikut berjihad. Maka beliau bertanya, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?”. Dia menjawab, “Iya.” Maka beliau bersabda, “Kalau begitu berjihadlah dengan berbakti kepada keduanya.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam al-Irwa’, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 39[6] Keutamaan Doa Anak Untuk Orang Tua Yang Sudah MeninggalDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata Mayit akan diangkat derajatnya setelah kematiannya. Maka dia pun bertanya, “Wahai Rabbku! Apakah ini?”. Maka dijawab, “Anakmu telah memintakan ampunan untukmu.” HR. Bukhari dalamal-Adab al-Mufrad, dinilai al-Albani sanadnya hasan, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 45[7] Amalan Yang Tidak Terputus Setelah MeninggalDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Apabila seorang hamba meninggal maka terputuslah amalannya kecuali tiga sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak salih yang mendoakan kebaikan bagi orang tuanya.” HR. Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam al-Irwa’, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 45[8] Jalan Menuju SurgaDari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu’anhu, beliau menceritakan bahwa suatu saat di tengah-tengah perjalanan ada seorang arab badui muncul dan bertanya kepada Nabishallallahu alaihi wa sallam, “Kabarkan kepadaku apakah yang dapat mendekatkan diriku ke surga dan menjauhkan aku dari neraka?”. Beliau pun menjawab, “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, lalu kamu mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturahmi.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam at-Targhib, lihatShahih al-Adab al-Mufrad, hal. 48[9] Memuliakan TetanggaDari Aisyah radhiyallahu’anha, beliau berkata Aku pernah bertanya, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku punya dua orang tetangga. Kepada siapakah aku harus memberikan hadiah?”. Beliau menjawab, “Kepada orang yang lebih dekat pintunya denganmu di antara mereka berdua.” HR. Bukhari, dinilai sahih al-Albani. LihatShahih al-Adab al-Mufrad, hal. 66[10] Berbagi Makanan Untuk TetanggaDari Ibnu az-Zubair, beliau berkata Aku mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Bukanlah seorang mukmin sejati, orang yang senantiasa merasa kenyang sementara tetangganya kelaparan.” HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 67[11] Berbuat Baik Kepada TemanDari Abdullah bin Amr bin al-’Ash radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik teman di sisi Allah ta’ala adalah yang paling berbuat baik kepada temannya. Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang paling berbuat baik kepada tetangganya.” HR. Tirmidzi, dinilai sahih al-Albani dalamash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 68[12] Tidak Mengganggu TetanggaDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Tidak akan masuk surga, orang yang tetangganya tidak bisa merasa aman dari gangguannya.” HR. Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah. LihatShahih al-Adab al-Mufrad, hal. 70[13] Menyantuni Janda dan Fakir MiskinDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang berusaha untuk menyantuni janda dan orang miskin seperti orang yang berjihad di jalan Allah, dan seperti orang yang rajin berpuasa di siang hari dan menegakkan sholat di malam hari.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 74[14] Budak Pun Harus DimuliakanDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Seorang budak memiliki hak untuk diberikan makanan dan pakaian, dan tidak boleh dibebani pekerjaan yang dia tidak mampu untuk mengerjakannya.” HR. Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam al-Irwa. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 91[15] Sedekah Yang Paling UtamaDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata Nabi shallallahu alaihi wa sallammemerintahkan untuk bersedekah. Lalu ada seorang lelaki berkata, “Saya punya uang 1 dinar?”. Beliau menjawab, “Nafkahilah dirimu sendiri.” Lalu dia berkata, “Saya masih punya 1 dinar lagi?”. Beliau menjawab, “Nafkahilah istrimu.” Lalu dia berkata, “Saya masih punya 1 dinar lagi?”. Beliau menjawab, “Nafkahilah pembantumu, kemudian perhatikanlah yang lain.” HR. Nasa’i, dinilai hasan al-Albani dalam Shahih Abu Dawuddan al-Irwa’. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 92[16] Membalas Kebaikan Dengan KebaikanDari Jabir bin Abdullah al-Anshari radhiyallahu’anhu, beliau berkata Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mendapatkan kebaikan dari orang lain maka balaslah kebaikannya. Apabila dia tidak memiliki sesuatu yang bisa untuk membalas kebaikannya, maka pujilah dia. Karena apabila dia telah memujinya itu merupakan bentuk syukur/ucapan terima kasih kepadanya. Dan apabila dia justru menyembunyikan hal itu, maka dia telah mengingkarinya. Barangsiapa yang berhias diri dengan sesuatu yang tidak dia miliki maka seolah-olah dia mengenakan dua lembar pakaian kedustaan.” HR. Tirmidzi, dinilai sahih al-Albani dalam Takhrij at-Targhibdan ash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 98[17] Termasuk Bentuk Syukur Kepada AllahDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak dianggap bersyukur kepada Allah orang yang tidak pandai berterima kasih kepada sesama manusia.” HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 99[18] Menjadi Cermin Bagi SaudaranyaDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata, “Seorang mukmin itu adalah cermin bagi saudaranya. Apabila dia melihat padanya suatu aib/cacat, maka dia pun berusaha untuk memperbaikinya.” HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dinilai sanadnya hasan oleh al-Albani. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 106[19] Keutamaan Akhlak MuliaDari Abud Darda’ radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan melebihi akhlak yang mulia.” HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 117-118[20] Hakikat KekayaanDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Bukanlah kekayaan itu diukur dengan banyaknya perbendaharaan harta. Akan tetapi hakikat kekayaan adalah jiwa yang merasa cukup.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam Takhrij al-Misykat. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 119-120[21] Sebab Yang Menjerumuskan Ke Dalam NerakaDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata Nabi shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Tahukah kalian apa yang paling banyak menjerumuskan orang ke dalam neraka?”. Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau mengatakan, “Yaitu dua buah lubang kemaluan dan mulut. Dan apakah yang paling banyak memasukkan orang ke dalam surga? Ketakwaan kepada Allah dan akhlak yang mulia.” HR. Ibnu Majah, dinilai hasan al-Albani dalam Takhrij at-Targhib. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 123[22] Menghormati Yang Lebih Tua, Menyayangi Yang Lebih MudaDari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa yang tidak menyayangi orang yang lebih muda di antara kami dan tidak mengerti hak orang yang lebih tua maka dia bukan termasuk golongan kami.” HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, dinilai sahih al-Albani dalam Shahih at-Targhib. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 142[23] Bergaul dan Bersabar Menghadapi Gangguan OrangDari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang mukmin yang bergaul dengan manusia dan bersabarmenghadapi gangguan mereka lebih baik daripada seorang mukmin yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak bersabar menghadapi gangguan mereka.” HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, dinilai sahih al-Albani dalam ash-Shahihah. Lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, hal. 153-154[24] Menjaga Persatuan dan PersaudaraanDari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Janganlah kalian saling membenci, janganlah saling mendengki, janganlah saling membelakangi. Jadilah kalian wahai hamba-hamba Allah, sebagai orang-orang yang bersaudara. Tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam.” HR. Bukhari dan Muslim, dinilai sahih al-Albani dalam Ghayat al-Maram. LihatShahih al-Adab al-Mufrad, hal. 157Wallahu a’lam.—
Diantara mereka yang menjadikan istilah-istilah di atas untuk tujuan pendidikan yakni Ibn Miskawaih dalam bukunya berjudul tahzibul akhlak, Ibn Sina memberi judul salah satu bukunya kitab al siyasat, Ibn al-Jazzar al-Qairawani membuat judul salah satu bukunya berjudul siyasat al-shibyan wa tadribuhum, dan Burhan al-Islam al-Zarnuji memberikan judul salah satu
EDeN.
  • omq6if26s7.pages.dev/254
  • omq6if26s7.pages.dev/423
  • omq6if26s7.pages.dev/184
  • omq6if26s7.pages.dev/347
  • omq6if26s7.pages.dev/142
  • omq6if26s7.pages.dev/40
  • omq6if26s7.pages.dev/274
  • omq6if26s7.pages.dev/352
  • akhlak terhadap allah dan rasul